Selasa, 20 November 2012

5 Demo yang Curi Perhatian Jokowi-Ahok

Sebulan lebih memimpin, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak luput menjadi sasaran pendemo. Pendemo meminta mereka turun tangan memberikan solusi. Seperti 5 demo ini:

1. Mogok Massal Sopir

Ratusan sopir dari angkutan darat (Organda) menggelar aksi di depan kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Para sopir menuntut agar Perda nomor 3 tahun 2012 tentang retribusi khusus yang terkait dengan angkutan umum dicabut karena membebani dan tidak rasional.

Selain itu, para sopir menolak pengesahan Raperda tentang transportasi sebagai pengganti Perda nomor 12 tahun 2003 karena di dalamnya salah satu pasalnya akan menghapus mobil-mobil kecil karena nanti akan dibuat mobil sedang dan mobil besar.

Mereka melakukan aksi mogok 'narik' massal. Aksi ini mengakibatkan penumpang bus di Ibukota menjadi terlantar. Penumpang terpaksa mencari alternatif angkutan lain mulai naik ojek hingga taksi untuk ke lokasi tujuan.

Aksi para sopir ini mendapat perhatian dari Jokowi. Ia mempersilakan pengunjuk rasa menyampaikan aspirasinya dengan tertib. "Oh ndak apa-apa, kalau ke sini ya kita terima," kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Selasa (20/11/2012).

Jokowi bahkan telah memerintahkan pihak Pemprov DKI mengantisipasi unjuk rasa yang dilakukan Organda, termasuk soal akan ada aksi pemogokan angkutan. "Tadi malam suruh kita siapkan, kita siapkan bus untuk penumpang," terangnya.

jokowi

2. Buruh Tuntut UMP

Gelombang buruh lagi-lagi menyambangi kantor Jokowi menuntut penetapan Upah Minimum Provinsi. Jokowi adem ayem menanggapinya.

"Ya nggak apa-apa, demo saja kan itu hak serikat," ujar Jokowi kepada wartawan di kantornya, Selasa (13/11/2012). Unjuk rasa serupa juga terjadi pada awal November lalu, yang juga menuntut penetapan UMP.

Jokowi berharap besaran UMP harus bisa menguntungkan semua pihak. "Ya kalau saya prinsipnya asal semua jalan. Kalau Rp 2 juta perusahaan enggak jalan, kemudian tutup gimana, yang rugi semuanya. Tapi kalau Rp 2 juta perusahaan jalan, buruh senang, itu baru," terang pria yang mengawali karier sebagai pengusaha mebel ini.

UMP DKI Jakarta akhirnya diputuskan sebesar Rp 2,2 juta. Keputusan itu membuat buruh di Jakarta bersorak kegirangan. Namun, keputusan itu diprotes pengusaha. Pengusaha bahkan siap menggugat Jokowi bila mengesahkan penetapan besaran UMP sebesar Rp 2,2 juta.

Jokowi memastikan masalah UMP belum rampung karena antara serikat pekerja dan pengusaha belum dicapai kesepatakan. "Tunggu hari baik (penetapan UMP)," katanya.

Jokowi berharap agar penetapan UMP memberikan hasil yang win-win bagi buruh dan juga pengusaha. Hasil win-win itu diserahkan ke buruh dan pengusaha. "Yang penting itu win-win. Terserah pada pengusaha dan buruh. Saya bagian bagian gedok saja. Yang penting setelah digedok jangan ada demo," katanya.

3. Demo PKL

Sedikitnya 50 orang pedagang kaki lima (PKL) dan pemilik warung di Stasiun Senen menyambangi Balai Kota. Pendemo ingin curhat kepada Jokowi tentang surat Dinas Perhubungan (Dishub) yang meminta agar lapak-lapak mereka dikosongkan pada 15 November mendatang. Surat itu diterima pada tanggal 15 Oktober lalu.

Aston ingin bertemu dengan Jokowi untuk meminta solusi. "Jumlah kios yang mau ditutup ada 200 lebih. Janji-janjinya buktikan, jangan begitu duduk di sini lalu rakyat sengsara," protes Aston.

Menanggapi aksi itu, Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) turun tangan menemui para PKL.

"Lapor saja kalau ada penggusuran, tapi itu digusur untuk apa, saya belum dapat laporan," kata Ahok usai menemui para demonstran di depan Balai Kota DKI, Senin (5/11/2012).

Ahok yang berbaju dinas PNS itu bertemu dan sempat berbincang dengan perwakilan pendemo selama 30 menit. Setelah puas mengeluarkan unek-unek, para pendemo pun langsung bubar.

Jokowi dan Ahok kompak membuat terobosan soal kebijakan terkait pedagang kaki lima (PKL). Mereka akan ditertibkan dan dimasukkan ke mal. "Kami akan ada terobosan baru, semua PKL yang belum ada tempat akan dimasukan ke mal-mal, ke Pasar Jaya, gedung-gedung, sekolah," kata Ahok.


4. Anak SD Tagih Janji Jokowi

Jokowi juga kedatangan 'tamu istimewa' puluhan orang ibu-ibu dan anak-anak SD di Balai Kota. Mereka adalah warga penghuni Kuburan Cina Kebon Nanas, Jakarta Timur, yang memprotes rencana penggusuran rumah mereka.

Sedikitnya 5 anak SD memegang potongan kardus berukuran 30x20 cm bertuliskan "Pak Gubernur Mana Janjimu" dan "Perhatikan Kami."

Pendemo ini juga ditemui oleh Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok menegaskan tidak akan ada penggusuran. "Intinya Pak Gubernur bilang tidak mau ada penggusuran," kata Ahok menyampaikan pernyataan Jokowi.


5. Warga Tuntut Relokasi

Sepuluh warga Kampung Baru, Muara Angke, Jakarta Utara, mendatangi Kantor Balai Kota untuk menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mereka mengadu kepada Jokowi terkait rencana penggusuran tempat tinggal mereka.

10 warga yang semuanya ibu-ibu ini mendatangi Balai Kota sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka mencegat Jokowi di halaman Balai Kota yang hendak pergi rapat bersama Dinas PU.

Menurut perwakilan pendemo, Susi, Jokowi merespons baik keluhan mereka. Jokowi berjanji akan mengunjungi lokasi tempat tinggal mereka dalam waktu dekat.

"Alhamudulillah, Pak Jokowi akan mengunjungi tempat kami, dalam waktu dekat. Pak Jokowi akan datang ke lokasi kami di Kampung Baru, Muara Angke," tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjanji akan membangun rumah sewa untuk warga yang permukimannya disulap menjadi tempat pelelangan ikan di Kampung Baru, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Harga sewa rumah itu akan sangat murah dan tanpa batas waktu.

"Solusinya akan dibangunkan rumah, kemungkinan rumah susun. Tahun depan akan dibangunnya. Sewa dengan harga sangat murah dan terjangkau. Tanpa batas waktu," kata Ahok.







Share This Art!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar