Kamis, 01 November 2012

Hari Ke-17 Jokowi: 5 Rencana Kebijakan Jokowi untuk Transportasi di DKI

'Tua di jalan', istilah tersebut sudah lama terkenal di warga Jakarta karena macet. Jakarta juga termasuk kota berlalu lintas terburuk kedua dari 10 kota versi BBC pada 30 September 2012 lalu. Nah, apa saja ide Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk mengatasi ini semua?

Sejak kampanye, konsep Jokowi di bidang transportasi adalah 'moving people not car' alias orang-orang yang harus bergerak di jalanan bukan kendaraan bermotor. Jokowi dibantu wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bahu membahu mewujudkan solusi transportasi di Jakarta untuk mengurangi kemacetan. Apa saja ide duet Jokowi-Ahok itu, ini dia 5 rencana kebijakannya:

1. Peremajaan Bus Tua

bus kota
Jokowi berencana meremajakan bus-bus tua yang masih berkeliaran di jalanan kota Jakarta ini. Hal ini dicetuskannya pada 17 Oktober 2012 lalu saat mengunjungi Terminal Kampung Melayu untuk melihat kondisi angkutan umum di Jakarta.

Saat itu Jokowi kaget karena ada Kopaja yang usianya mencapai 30 tahun. Melihat hal ini Jokowi berencana meremajakan Metromini dan Kopaja. Ada sekitar 4.200 bus Metromini dan Kopaja yang harus diganti.

Skemanya, Ahok menuturkan Pemprov akan membeli dan menghibahkan bus untuk dikelola Kopaja dan Metromini.

"Nanti Pemda yang beli bus, jadi bus punya kita, seperti TransJakarta. Kita minta gaji lebih tinggi, 3 kali lipat UMP. Kaya pilot gitu dan nanti akan dievaluasi setiap 6 bulan sekali. Itungan gajinya per kilometer. Nanti pakai GPS untuk mengontrolnya. Kalau pun nanti tidak jalan, akan ditarik sama Pemprov. Kalau sudah jalan sendiri, nanti bisa beli bus sendiri ke depannya," tuturnya.

Sistem kerja sopir bus akan seperti pilot. "Sistemnya seperti pilot, landing 4 kali harus istirahat. Jadi tidak perlu ada setoran. Itu yang diharapkan dapat mengurangi kecelakaan," kata Ahok di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Senin (15/10/2012).

Soal gaji, sopir akan digaji Rp 3,5 juta sampai dengan Rp 5 juta/bulan, dihitung berdasar kilometer. Dengan sistem seperti pilot dan ada gaji, maka tidak perlu mengejar setoran sehingga membuat para sopir mengemudi kebut-kebutan dan ugal-ugalan.

Pemberhentian bus-bus itu juga akan diatur, sehingga tidak ngetem sembarangan yang menjadi salah satu pangkal kemacetan lalu lintas. "Bus yang kecil dan TransJakarta akan digabungkan, termasuk jalurnya. Dalam 3 bulan inilah," janji Ahok.

Sementara armada bus TransJakarta akan ditambah armadanya 158 unit bus gandeng baru, 102 unit tahun ini dan sisanya tahun 2013. 

2. Utamakan MRT & Monorel Dibanding Tambah Ruas Jalan Tol
Nah, ini merupakan mega proyek transportasi Pemprov DKI yang biayanya tidak murah. Jokowi dan Ahok pernah mengatakan bahwa pembangunan transportasi jangan sampai membebani rakyat.

"Ya semua masih paralel (penyelesaiannya) seperti MRT, monorel, memang segera harus dieksekusi. Harus ada presentasi yang jelas, yang saya paling perhatikan adalah biaya. Jika biayanya tidak memberatkan masyarakat pasti akan langsung saya eksekusi," ujar Jokowi, kepada wartawan di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2012).

Jokowi lebih memilih transportasi massal terlebih dulu, daripada penambahan ruas jalan.

"MRT-lah, MRT dan monorel, transportasi massal," kata Jokowi saat disodori pertanyaan, apakah memprioritaskan MRT, monorel, atau enam ruas jalan tol baru.

Karena masih memperhitungkan biaya proyek MRT dan monorel dan menganggarkannya pada tahun 2013, proyek MRT ini masih belum dieksekusi.

3. Bayar Transportasi Pakai 1 Kartu

Pemprov DKI berencana memadukan jalur bus TransJakarta dengan bus-bus kecil seperti Kopaja dan Metromini yang akan diremajakan. Pemprov DKI sedang mengkaji apakah memungkinkan membayar transportasi terpadu hanya dengan 1 kartu. Kalau bisa, termasuk membayar kereta.

"Masa Trans Solo sama Trans Yogya pembayaran tiket sudah seperti e-Toll , e-Money, kan sudah canggih. Kan ada e-Toll pass, mengapa tidak dipakai di bus kita. Kopaja-kopaja, pembayaran bisa kita arahkan. Bank mana yang mengatur. Termasuk juga pajak online, restoran, parkir, hiburan, model-model seperti itu. Tugas Pak Gubernur kan begitu," tutur Ahok di Balai Kota, Rabu (31/10/2012) kemarin.

4. Tambah Jalur Sepeda 17 Km

Jokowi menegaskan akan melakukan penambahan pada jalur sepeda di Jakarta. Rencana penambahan jalur tersebut mencapai 17 Km.

"Mau ditambahi 17 km, masih Desember tahun ini. Jadi rancangannya saja dulu," ujar Jokowi usai melakukan peninjauan di beberapa wilayah, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2012).

Jokowi saat itu usai jalan-jalan sore di beberapa wilayah Jakarta seperti Taman Ayodya, Jakarta Selatan dan sekitar Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.

5. Pajak Parkir dan Mobil Tinggi

Selain memperbaiki moda transportasi massal, Jokowi rupanya juga memiliki rencana untuk mengurangi kendaraan bermotor di jalanan Jakarta. Caranya dengan meninggikan pajak parkir dan kendaraan bermotor.

Hal itu diungkapkan Jokowi saat diwawancara mahasiswa dari Institut Bisnis Informatika Indonesia. Mereka datang ke Balai Kota di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Diawali senyum, Jokowi yang memakai jas dan dasi itu menuturkan bahwa untuk mengatasi kemacetan diperlukan budaya tertib berlalu lintas.

"Pertama, mengubah perilaku masyarakat untuk tertib lalu lintas. Kedua, menyiapkan infrastruktur MRT, monorel, dan busway. Ketiga, nanti dengan kebijakan," jelas Jokowi.

"Kebijakan seperti apa, Pak?" cecar mahasiswa itu.

"Pajak parkir yang tinggi, pajak beli mobil yang tinggi. Monorel bisa 4 tahun, MRT bisa 10 tahun," tutup Jokowi.







Share This Art!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar